Jumat, 02 Januari 2009

Mengenai TIK dan Lingkungan

Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi
Berwawasan TIK dan Lingkungan


Oleh ; Iriansyah BM sangadji
Sebenarnya banyak sekali variabel yang menentukan suatu bangsa dapat dinilai unggul secara keekonomian. Beberapa diantaranya adalah berbagai stabilitas yang terjaga dan harus dijaga selain faktor yang memainkan peran teramat penting yaitu sumber daya manusianya. Sumber daya alam telah terbukti bukan merupakan faktor utama yang berkontribusi besar terhadap kemakmuran rakyat suatu bangsa. Pengagungan terhadap kekayaan alam yang melimpah tanpa disertai peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang mengolahnya dengan cara tertentu dan bertanggung jawab akan berhenti pada kebanggaan yang hampa dan semu.
Banyak contoh yang dapat kita lihat dan pahami seperti negara Jepang yang luasnya tidak sebesar pulau-pulau besar di Indonesia . Negara Taiwan yang maju dalam inovasi perkembangan teknologi dan sangat diperhitungkan dalam pasar ekonomi dunia memiliki luas tidak sebesar pulau Jawa. Singapura dengan luas tidak melebihi Kota Jakarta menjadi negara yang memiliki soliditas ekonomi yang baik. Negara-negara Eropa pada umumnya jika dibandingkan dengan luasnya geografis negara kita sungguh perbandingan yang sangat tidak sepadan. Hal ini justru berbanding terbalik jika kita memandang dari sisi jumlah rasio kemakmuran rakyatnya yang besar dengan pendapatan per tahun yang lebih besar dari rata-rata rakyat kita.
Telah terdapat banyak teori untuk bisa menjelaskan realita tersebut. Dari semua teori yang ada dapat ditarik benang merah yang begitu nyata, bahwa keterbatasan yang disebabkan faktor alam sangat mempengaruhi kreatifitas sumber daya manusianya yang berperan sentral sebagai tonggak kemapanan untuk menjaga soliditas ekonominya.
Pendekatan ekonomi yang hanya ditekankan pada faktor produksi sebagai tujuan utama mulai terjadi pergeseran. Banyak faktor-faktor penyebabnya antara lain; terjadi kesadaran yang tinggi bahwa tidak dibenarkan mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan. Jika masih saja perilaku ini masih dipertahankan maka dampak negatif yang ditanggung manusia nantinya akan tidak bisa terbayangkan.
Beberapa pertimbangan yang disebutkan telah membawa inspirasi pada tahun-tahun belakangan ini bahwa solusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan konsep ekonomi kreatif. Konsep ekonomi kreatif melihat segala sesuatu bisa membawa nilai tambah dalam keekonomian. Semakin lengkap konsep ini jika ditopang oleh pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang meniadakan sekat dan batas-batas wilayah geografi. Dimana TIK telah terbukti berperan sentral sebagai medium komunikasi barang dan jasa handal yang telah menjangkau lebih dari separuh dunia. Nilai informasi yang begitu berwarna dapat dilihat dengan mudah untuk melihat celah improvisasi dan inovasi dalam pengambilan keputusan bernilai ekonomi.
Limbah rumah tangga dan industri sebagai contoh dapat menjadi sumber ekonomi baru menggunakan model teknologi kreatif daur ulang. Bukan saja hasil daur ulang tetapi teknologi pengolahan dapat menjadi lahan keuntungan yang menjanjikan. Pengembangan teknologi yang berbasis komputer atau automasi telah menjadi keharusan dalam operasi pengolahan limbah yang rumit.
Selain dampak mengurangi limbah dan meningkatkan nilai ekonomi, ekonomi kreatif akan berdampak positif terhadap lingkungan.



Ekonomi kreatif dan TIK berwawasan Lingkungan
Ketika para pelaku ekonomi bertemu maka akan terjadi transaksi nilai yang berarti memiliki dampak lingkungan. Dampak yang timbul disebabkan sebagian besar beroperasinya alat-alat penopang sistem ekonomi baik berupa industri yang selain menghasilkan keuntungan juga menghasilkan polutan dan limbah. Kendaraan-kendaraan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup akan menghasilkan gas emisi buang yang turut berkontribusi dalam isu pemanasan global.
Selain kreatifitas mencipta alat yang mengurangi polutan, dengan menggunakan konsep kerja Teleworking mobilitas fisik akan semakin banyak berkurang sehingga pencemaran yang terjadi dapat ditekan sekecil-kecilnya tanpa mengurangi kualitas dan intensitas transaksi yang terjadi. Teleworking memungkinkan penggunaan sumber daya manusia dan alat dapat dilakukan dari tempat yang terpisah. Gagasan ini telah semakin luas diadopsi oleh perusahaan-perusahaan piranti lunak dunia dimana telah terjadi banyak perekrutan tenaga ahli bagi perusahaan dari berbagai negara tanpa perlu melakukan kontak secara fisik. Mungkin saja perlu dipikirkan oleh pemerintah mengenai pengayaan informasi setiap departemen yang membuka akses yang luas bagi masyarakat dalam meningkatkan status ekonomi akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru. Pengayaan dapat dilakukan oleh orang departemen darimana saja dimuka bumi dimana ada kewajiban informasi terbaru harus secara periodik di update. Pembayaran rekening, belanja transaksi elektronik dapat dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan tanpa perlu terjadi penggunaan bahan bakar yang berlebihan.
Konsep kantor tanpa kertas (Paperless Office) menggunakan TIK dalam bertransaksi memungkinkan produksi kertas yang mengeksploitasi hutan-hutan dapat dikurangi. Kemacetan pada saat-saat jam sibuk (Rush Hour) yang selalu terjadi pada kota-kota pusat ekonomi khususnya di Jakarta. Betapa besar energi yang terbakar ketika kemacetan itu sedang terjadi.
Dalam era sekarang ini nilai informasi yang dicari semakin mudah tetapi biasanya informasi yang memiliki nilai keuntungan biasanya juga memiliki harga tertentu. Hal ini berakibat pencarian informasi menjadi bersifat global hanya dengan mengetikan beberapa kata pada mesin pencari. Bisnis informasi merupakan salah satu bidang dengan pertumbuhan yang sangat pesat sehingga perusahaan semacam Google Inc berani membayar mahal untuk mengakuisisi YouTube yang menyediakan informasi-informasi visual.
Transaksi perusahaan-perusahaan multinasional di luar negeri telah dapat dilakukan oleh orang-orang muda yang berasal dari berbagai negara tanpa meninggalkan negaranya secara fisik.
Pola pikir berlandaskan TIK .
Dengan keadaan diatas sosialisasi dan pemanfaatan secara optimal TIK sebagai model peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kreatif kerakyatan dengan tidak mengesampingkan dampak lingkungan mutlak dibutuhkan. Kewajiban menjadikan perilaku kreatif menjadi bagian tidak terpisahkan dari perilaku-perilaku sosial lainnya menjadi penting artinya. Jika ini terjadi maka pola pikir positif akan senantiasa berkembang ditengah-tengah masyarakat yang akan sangat berdampak luas terhadap kualitas pertumbuhan ekonomi dengan memperkecil dampak lingkungan menuju perubahan yang lebih baik lagi. Hal-hal tersebut diatas sangat membutuhkan adanya penyediaan sarana dan prasarana dan infrastruktur TIK sebagai penunjangnya dahulu. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat untuk berbasis TIK secara persuasif dan terstruktur harus dilakukan. Pemerintah sebagai eksekutif dan DPR sebagai legislatif sudah saatnya memikirkan dan mulai menerapkan model pendekatan berbasis TIK, mungkin secara Top Down terlebih dahulu untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Mungkin setelah hal ini terlaksana maka perubahan perilaku pembangunan ekonomi secara nyata menjadi lebih baik lagi akan benar-benar terjadi.
Kita wajib bersyukur setidaknya dengan disahkannya undang-undang ITE yang baru itu, adalah merupakan langkah awal yang baik.

Mengenai PLC..?

Pemanfaatan Jaringan Power Line Communication (PLC)
sebagai salah satu alternatif medium komunikasi..?




Pemanfaatan instalasi jaringan listrik saat ini dapat dilihat dari perspektif teknologi informasi telah berkembang tidak ”hanya” merupakan jaringan propagasi arus yang ditujukan untuk pemanfaatan peralatan yang bersifat konsumtif energi satu arah. Jaringan instalasi ini dapat juga dimanfaatkan sebagai media komunikasi dan pertukaran informasi sebagaimana jaringan komputer konvensional yang dikenal. Komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan medium jejaring kabel yang dikenal dengan nama Power Line Communication (PLC).
Komunitas-komunitas PLC dunia secara rutin mengadakan pertemuan-pertemuan dan konferensi tahunan. Hal yang mengejutkan dari sini dapat diketahui bahwa hasil-hasil penelitian terekspos mengindikasikan perubahan yang signifikan dalam perkembangan teknik modulasi, mekanisme akses channel, interface, keamanan data dan pemanfaatan narrowband yang memiliki reliabilitas yang tidak kalah dengan medium komunikasi selain PLC walaupun dikarenakan alasan regulasi terjadi perbedaan standarisasi penggunaan frekwensi untuk area Amerika Utara dan Uni Eropa tetapi justru menjadi alasan memicu perkembangan teknologi dan riset di bidang ini.
Sebagian besar PLC yang dahulu masih bersifat analog saat ini telah memasuki era komunikasi data digital, ditandai dengan semakin banyaknya pemanfaatan peralatan berbasis PLC baik untuk keperluan skala kecil (rumah) atau dalam area bangunan yang luas (baca gedung) yang diintegrasikan dan dapat berkomunikasi dengan jaringan non PLC. Beberapa tahun kedepan tidak menutup kemungkinan bahwa dengan melihat luasnya area yang ter ”cover” jaringan listrik dan menaranya yang telah terinterkoneksi saat ini memungkinkan jaringan informasi dan komunikasi dapat mereduksi secara signifikan blank spot area.

Pemanfaatan Smart Home
Dalam pemanfaatan yang tidak kompleks, PLC memungkinkan penerapan teknologi smart home yang didefinisikan sebagai bangunan yang dilengkapi dengan sejumlah sensor dan aktuator untuk mengatur intensitas pencahayaan, suhu, kualitas arus listrik dan fungsi-fungsi lainnya. Penggunaan kabel komunikasi sebagian telah diambil alih fungsinya oleh kabel instalasi jaringan listrik yang terpasang sehingga space tidak lagi dibutuhkan diluar dinding. Komunikasi antar peralatan digital berbasis PLC telah mencapai kehandalan komunikasi sehingga tidak terlihat adanya kendala teknis operasional yang terintegrasi dengan sistem komunikasi data komputer lain disebabkan sudah adanya kesamaan platform. Faktor kenyamanan lingkungan dan kesehatan rumah dapat diatur sedemikian rupa dalam intensitas penerangan pada lampu, suhu kamar yang nyaman, sistem keamanan peralatan pada arus yang stabil hingga sistem alarm jika terjadi keadaan terburuk. Pengaturan juga dapat dilakukan dari beberapa radius jarak karena fungsi remote sensing dapat dilakukan pada node yang terhubung pada sistem interkoneksi maupun distribusi kelistrikan yang telah ada. Sistem smart juga telah memastikan fungsi-fungsi pendukung pengaturan manajemen operasional infrastruktur berjalan dengan baik dan terkendali sesuai dengan acuan baku pengiplementasian fungsi-fungsinya.
Bangunan-bangunan lebih kompleks seperti yang memiliki beberapa lantai baik sebagai tempat tinggal dan tempat bekeja dengan alasan keamanan dan kenyamanan komunikasi yang terintegrasi sudah dibangun dengan instalasi komunikasi PLC menjadi bagian dari perencanaan pembangunan awalnya. PLC yang telah menjadi bagian integral dan bersama-sama dengan medium komunikasi lain dalam perkembangannya sedang menuju pada pencapaian kategori model intelligence building.

Pemanfaatan SCADA
Selain hal tersebut diatas saat ini dalam skala yang masif pemanfaatan PLC dalam operasional sistem Supervisory Control And Data Acqusition (SCADA) telah menjangkau wilayah yang sangat luas dengan penggunaan frekwensinya yang masih terlihat belum optimal. Jika saja nantinya efisiensi pemakaian narrowband dapat dioptimalkan bukan tidak mungkin akan semakin banyak pilihan jaringan komunikasi yang menjangkau daerah yang lebih luas lagi. Kreatifitas dan inovatif masih menyediakan wilayah bagi peneliti bidang ini untuk melakukan eksplorasi yang lebih mendalam dan dapat dipertimbangkan memiliki nilai lebih dari sisi nominal keekonomian. Hingga saat ini sebagian besar penggunaan frekwensi masih menggunakan model modulasi amplitudo (AM) dan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada pita sempit. Nantinya tidak tertutup kemungkinan model TDMA dan CDMA yang biasanya membutuhkan pita frekwensi yang besar dengan akses data kecepatan tinggi dapat diterapkan secara efisien pada sistem ini dan hal ini telah dilakukan dengan diadakannya riset yang terus menerus sehingga pencapaiannya tinggal menunggu waktu saja. Dapat dibayangkan nilai lebih yang akan didapat jika pencapaian telah terjadi maka bisa terjadi akan muncul semboyan ”Dengan memasang listrik anda mendapat akses internet, telepon dan.... dan..
Seperti halnya yang lain, tidak dapat dipungkiri terdapat juga beberapa kerumitan teknis misalnya dalam hal integrasi yang berkaitan dengan sistem keamanan berkenaan dengan penggunaan frekwensi yang harmonis. Kendala yang sering ditemui dalam kasus ini adalah interferensi frekwensi arus listrik dengan peralatan lain. Apalagi sistem kendali komunikasi mengunakan alamat protokol yang terbatas dan sistem open loop masih digunakan oleh sebagian besar peralatan, ini sangat berimplikasi terhadap kualitas komunikasi.

Pemanfaatan Di Indonesia
PLC di Indonesia dalam pemanfaatan dan perkembangannya secara grafik mungkin masih relatif lambat. Sejauh ini PT PLN yang paling sering menggunakannya dalam pengoperasian sistem SCADA.dan mungkin masih ada pertimbangan ekonomi akan tingginya harga teknologi ini.
Padahal jika kita melihat peta yang terkover dengan interkoneksi kelistrikan pulau Jawa, Bali dan Sumatera hampir dapat dipastikan pemanfataan komunikasi dan informasi yang lebih luas menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi untuk jaringan interkoneksi dan distribusi telah dilengkapi dengan kabel serat optis yang memungkinkan pemanfaatan komunikasi data kecepatan tinggi. Setiap unit pembangkit listrik dapat juga berfungsi sebagai communication station yang berfungsi hampir sama dengan BTS yang dikenal tetapi dengan jangkauan distribusi yang lebih luas dan sistem hierarki yang jelas dan bekerja secara logis. Jaringan komunikasi yang umum digunakan hanya sebagai medium pendukung secara nirkabel untuk daerah-daerah sangat terpencil yang memanfaatkan pembangkit listrik mandiri skala kecil seperti energi matahari, mikro hidro atau sejenisnya. Pada akhirnya semboyan PT PLN (Persero) mungkin akan mengalami koreksi dengan tambahan ”Listrik untuk hidup lebih baik dan committed 2 U.

Tentang Kejahatan TIKTentang

Sosialisasi Pemahaman Moral Untuk
Mengurangi Penyalahgunaan TIK


Oleh : Iriansyah BM Sangadji

Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang tengah berlangsung saat ini, semakin mempermudah orang untuk melakukan kegiatan apapun dalam rangka memenuhi hajat hidupnya masing-masing. Hanya dengan membuka layar dan menekan beberapa tombol pada papan ketik komputer yang terkoneksi, penelusuran dan pencarian informasi dapat dilakukan. Begitu juga dengan proses transaksi yang menyertainya dapat dilakukan dengan sangat mudahnya. Surat menyurat dapat dilakukan melampaui batas-batas geografi yang dilakukan dalam hitungan satuan waktu yang lebih kecil dari detik secara gratis dan dapat dikirim secara serempak ke lebih dari satu alamat tanpa menggunakan jasa kurir konvensional. Transaksi yang melibatkan beberapa institusi dan kelompok kerja dapat dilakukan hanya dengan menggunakan sebuah alat saja bernama komputer yang terhubung dalam sistem TIK oleh siapapun dan dimanapun ia berada. Kemudahan yang ada semakin meningkat ketika komunikasi bersifat seluler dan segala pranata penunjangnya mulai berkembang. Memanfaatkan perkembangan nano teknologi, piranti telepon genggam(hape) telah berevolusi menyamai kinerja sebuah komputer membuat batas peralatan yang dinamai ”komputer” menjadi semakin kabur.
Kemampuan teknologi piranti telepon genggam yang senantiasa berkembang berimplikasi terhadap nilai ekonomi yang menyertainya. Harga hape semakin turun mengakibatkan semakin luas menjangkau penggunanya hampir dari seluruh strata sosial masyarakat kita.
Hal ini merupakan berita gembira bagi kita karena harga untuk komunikasi menjadi lebih murah. Secara bersamaan juga akses negatif yang menyertainya berimplikasi tidak kalah besarnya.
Beberapa waktu belakangan sebagian berita-berita di berbagai media memuat porsi mengenai beberapa penahanan dan penyidikan yang dilakukan pihak berwajib terhadap orang-orang yang diduga kuat sebagai pihak yang bertanggung jawab menyebarkan keresahan di tengah masyarakat. Keresahan-keresahan semakin banyak dengan intensitas yang semakin meningkat setiap waktu seiring mudahnya berkomunikasi, menciptakan suasana sosio ekonomi yang mulai terasa semakin tidak kondusif untuk melakukan suatu kegiatan. Rumor, isu dan ancaman yang memanfaatkan jaringan dan sifat keefektifan teknologi informasi dan komunikasi merebak dan dimanfaatkan oleh segelintir orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Penyalahgunaan TIK
Dari beberapa kejadian teror sms yang tersangkanya telah ditahan, ditemukan bahwa alasan untuk melakukan tindakan ini sebagian besar adalah karena ”iseng”. Dari berbagai berita yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa pada umumnya tersangka tersebut belum memahami akibat perbuatannya dapat berdampak besar. Kisah seorang siswa kelas 1 sebuah SMP berumur 15 tahun dibilangan selatan Jakarta menggunakan hape orang tuanya untuk mengirimkan sebuah pesan pendek berisi teror bom dapat dijadikan contohnya. Seorang pedagang sandal mengirim sms yang berisi teror bom pada nomor petugas sehingga sempat mengganggu aktifitas dan kegiatan ditempat itu. Juga seorang pegawai sebuah perusahaan sekuritas terkemuka diciduk petugas karena membuat dan menyebarkan rumor yang berimplikasi negatif pada kondisi perekonomian sehingga seorang petinggi bank indonesia membatalkan perjalanan dinasnya. Semua hal itu terjadi dengan begitu cepat menggunakan kemampuan luar biasa TIK. Teror juga dapat berupa suguhan pesan-pesan singkat, gambar-gambar vulgar dan kekerasan yang bukan merupakan konsumsi secara umum sifatnya telah dikonsumsi anak-anak usia dini. Pengungkapan kasus prostitusi dan penjualan manusia(wanita) lewat dunia maya yang berhasil diungkap baru-baru ini, berkata kepada kita bahwa tindakan pemblokiran situs atau informasi-informasi tertentu dari dunia maya belum terlihat efektifitasnya.
Upaya penegakan hukum dibidang ini telah dilakukan oleh instansi-instansi terkait. Salah satunya membuat payung hukum yaitu dengan disahkannya undang-undang ITE. Juga kemampuan sumber daya manusia dibidang penegakan hukum TIK sudah mulai dibenahi. Pranata penunjang berupa peralatan penjejak, penyadap, kerja sama antar instansi dan operator terkait semakin ditingkatkan. Keberhasilan membekuk pelaku kasus-kasus penipuan lewat hape dan teror sms menjadi bukti sahihnya. Walaupun mungkin pada sebagian masyarakat tindakan kriminal semacam ini masih juga terjadi.
Tanggung Jawab Moral dan TIK
Konsep tanggung jawab moral menemukan waktu yang tepat untuk diadopsi dalam perundang-undangan dan secara tegas harus diimplementasikan penerapan konsekwensi hukumnya. Pemahaman penegakan hukum harus dilakukan dengan melihat perilaku masyarakat kita yang plural dan dari berbagai strata sosial tidak bisa dikesampingkan.
Kita sepakat bahwa siapa saja yang membuat dan menyebarkan informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjwabkan bahkan membuat resah sampai menyebabkan terjadinya suasana teror yang tidak sehat sungguh tidak dibenarkan dan harus menanggung konsekwensi hukumnya. Disamping upaya sosialisasi peraturan dan kampanye menggunakan TIK dengan segala pranata penunjangnya secara bertanggung jawab senantiasa dilakukan secara kontinu dan terus menerus. Media-media TIK dan media masa pada umumnya dapat menjadi solusi yang tepat untuk menjalankan tugas membangun kesadaran dan pemahaman ini.
Mungkin sudah saatnya dibuat semacam aturan yang fleksibel untuk memuat prosentase iklan pesan moral pada masyarakat ini dalam berbagai ranah informasi. Misalnya setiap situs internet komersial di negeri ini wajib menyisihkan sebagian halamannya untuk iklan tetap yang mengandung pesan moral, lingkungan dan peringatan akan suatu bahaya yang dihadapi bersama. Setiap operator seluler memiliki tanggung jawab secara moral untuk menyediakan layanan konten pesan singkat berisi peringatan atau apa saja mengenai sosialisasi dampak buruk pemanfaatan TIK secara tidak bertanggung jawab, bebas biaya dan dilakukan secara periodik diluar sms umum.
Memang hal ini butuh pertimbangan yang dalam dan seksama serta dapat menyebabkan pro, kontra dan perdebatan yang menyertainya dari berbagai aspek pandangan. Semua cara diatas tidak lain dimaksudkan hanya mereduksi akibat yang tidak diinginkan dalam penyalahgunaan kemampuan TIK. Perlu ditekankan bahwa terpenting dari semuanya adalah bagaimana pesan untuk membangun kesadaran moral dan pola pikir positif untuk selalu bertanggung jawab dapat tersampaikan.
Bukankah perilaku dan moral yang baik dari bangsa ini merupakan tanggung jawab kita sebagai anak bangsa untuk menjaga dan mengembangkannya..?

Selasa, 30 Desember 2008

Artikel Ilmiah AI

Artikel ini telah terbit pada Majalah Teknologi dan Energi , ISSN: 1411-7754, vol 5 no1 Januari 2005, hal. 29-41
Sistem Saraf Buatan dalam Model Prediksi ;
Tinjauan berbasis paradigma pembelajaran

Iriansyah BM S

Jurusan Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknik PLN

ABSTRACT

Artificial Neural Network used in widely area of predictive models of artificial intelligence. ANN produced good predictive models for expert system, knowledge base system. It mostly using in economical estimations, investment purposes, real estate appraisal and lots of another prediction purposes for stick holders. They always face with problems how they take more alternate solutions in scale priority with investment reasons.
Predictive models represent how to make mostly good in output predictions. There is a lot approach were introduced to constitute the models. This papers only explain from Artificial Neural Network method in two learning paradigms ; Supervised and Unsupervised. Supervised method have continues or logistic results in values, another way in visualization using competitive learning algorithms.
Each paradigm produces good output model prediction in users view. Users (stick holders or investors, etc) can use one or all paradigms depends the case of problems.

Keywords : Artificial Neural Network, Predictive Model, Learning paradigms



Artikel ini telah terbit pada Majalah Teknologi dan Energi , ISSN: 1411-7754, vol 7 no1,2,3 Januari-Juli 2007, hal. 92-102
Konsep Teknik Pengidentifikasian Fitur Wajah dan Sidik Jari
Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Perceptron


Iriansyah BM Sangadji
Email : iriansyach_bms@yahoo.com

Abstraksi

Banyak konsep yang dikembangkan dalam bidang keamanan sistem komputer dengan maksud agar komputer memiliki kecerdasan untuk mengenali, menganalisa dan mentoleransi adanya kecacatan dalam pola-pola konkret. Pola-pola yang dimaksud termasuk dalam hubungan hak akses terhadap bagian tertentu dari sistem komputer. Pola alur sidik jari adalah salah satu pola yang dimaksud mengingat pola ini diambil dari ciri yang bersifat unik dari setiap individu dan relatif memiliki sifat tetap. Dari sekian banyak pola alur sidik jari pada tubuh manusia yang sering digunakan adalah alur sidik jari jari(sidik jari) dan ganglion retina (retina mata). Selain alur sidik jari, fitur wajah setiap orang memiliki ciri khas yang dapat menjadi ciri yang unik. Fitur yang diproses adalah jarak antara kedua mata, panjang penampang batang hidung dan jarak puncak hidung dan dahi.
Sistem jaringan saraf tiruan yang merupakan salah satu model kecerdasan buatan akan melakukan serangkaian proses pengidentifikasian pola-pola diatas.. Pengidentifikasian akan dijelaskan melalui proses pencitraan, pembalikan gambar, deteksi tepian, matriks dan pengenalan pola. Pemetaan fitur wajah dan sidik jari kedalam bentuk matriks mengunakan salah satu metode saja yaitu hubungan garis dari titik-titik terluar suatu matriks yang membentuk suatu polygon. Titik-titik terluar berdasarkan identifikasi posisi bifurcation yang merupakan salah satu tipe dari tipe-tipe alur sidik jari. Pada fitur wajah jarak diukur berdasarkan jumlah piksel yang membentuk garis lurus pada titik-titik yang ditentukan.
Hasil yang diharapkan akan berupa pengenalan pola fitur wajah dan sidik jari dengan nilai ambang toleransi yang ditentukan sebelumnya oleh user. Keluaran hanya berupa pola dikenali dan pola tidak dikenali.


Kata Kunci : Teknik Pengidentifikasian, Fitur Wajah, Sidik Jari, Perceptron, Jaringan Saraf Tiruan


Artikel ini telah terbit pada Jurnal BIT , ISSN: 1693-9166, vol2 no2 September 2005, hal. 30-40
Mengukur Kualitas Arsitektur Sistem Saraf Buatan Berbasis
Sejumlah Nilai Epoch


Iriansyah BM S

Email : iriansyach_bms@yahoo.com

Abstract

In Artificial Neural Network architecture concern to achievement good result was needed the effective connections between nodes and arrows. Effective means numbers of nodes, numbers of layers to constitute the good architecture. The good architecture means is less both of epoch and Mean square error (MSE) achievement. There is a lot of approach to constitute good architect of neural network such as ; cascade correlations, trial and error and pruning methods.
Its reasons about subtract and added both of nodes and layers. This paper will try to find significant correlations from both of architecture and numbers of epochs. Epoch means the happen of iterations to achieve convergence.
The result of is correlations from five neural networks architecture in supervised learning paradigm base to number process of iteration. It will be measured by statistically method of variance analytic (ANOVA).


Keywords : Architecture quality, Artificial Neural Network, Epoch Values


Artikel ini telah terbit pada Posiding SNTI 2007 ISSN: 1829-9156, vol 4 no1 Tahun 2007,B-14, hal 68-71

Pengenalan Pola Fitur Wajah
Berbasis Jaringan Saraf Tiruan Aturan Perceptron


Iriansyah BM Sangadji

Jurusan Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknik PLN

ABSTRACT
In recently decades artificial neural networks (ANNs) widely used in artificial intelligence technique for many purposes. As pattern recognition it is the most important using in identification technique areas. Concrete and abstract identification things is widely often using neural network technique . One of artificial neural network model for concrete identification is using perceptron model. Perceptron input and output must in binary number at 0 and 1 matrix. The matrix is conversion from the origin image captured.
From many special pattern on human, this paper focused at human face feature in distance from both of eyes, peak of nose to middle dot of eyes and nose peak to middle dot of mouth. System will count the number pixel distances. It will be constitute in 1 x n matrix as input and desire value. It will be connected with Boolean logic operator combinations in n x m matrix.
The result of this paper will describe how the artificial neural network especially perceptron identification to recognize human face from the image.


Key words
Fitur Wajah, Jaringan Saraf Tiruan, Perceptron


Artikel dibawah ini telh terbit pada jurnal PETIR , ISSN: 1978-9262, vol1 no1 Januari 2008, hal. 20-24

PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN LOGIKA FUZZY
Iriansyah B.M. Sangaji Selly Karmila Ria Hartanti

Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jl. Lingkar Luar Duri Kosambi Jak-Bar

ABSTRACT
Pengenalan pola telapak tangan merupakan proses untuk mengenali pola suatu telapak tangan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Karakterisitik yang akan dijadikan acuan untuk pengenalan adalah tiga datum points dan tiga garis utama telapak tangan, yaitu heart line, head line dan life line.
Penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dan logika fuzzy pada pengenalan pola ini bertujuan membuat suatu metode pengenalan pola yang akurat dan fleksibel. Proses pelatihan yang ada pada JST, dalam hal ini jaringan perceptron, dapat memperkecil nilai error yang terjadi disebabkan perbedaan antara pola masukan dengan pola sebenarnya. Sedangkan metode logika fuzzy dapat mengambil keputusan dikenali atau tidaknya suatu telapak tangan dengan cara yang tidak kaku atau fleksibel. Ada nilai toleransi yang berlaku terhadap nilai error hasil proses sebelumnya hingga didapat presentase kecocokan dari telapak tangan.
Hasil pengujian metode pengenalan ini relatif akurat. Semua telapak tangan yang diuji coba dapat dikenali dengan presentase kecocokan rata-rata 93%.


Kata Kunci : Pengenalan Pola Telapak Tangan, Jaringan Syaraf Tiruan, Logika Fuzzy


Artikel dibawah ini telh terbit pada jurnal PETIR , ISSN: 1978-9262, vol1 no2 Juli 2008

PENGUKURAN PENGENALAN TULISAN TANGAN
MENGGUNAKAN PERCEPTRON DAN LOGIKA FUZZY


Iriansyah BM Sangadji, Meilia Nur Indah S

Jurusan Teknik Informatika STT – PLN
Menara PLN Jl Lingkar Luar Duri Kosambi Jakarta Barat
Email ; iriansyach_bms@yahoo.com , mnurindah@yahoo.com

ABSTRACT
Measurement of human handwriting patterns is being developed.. There is a lot of approaches and detections because complexity level of handwritten it self. Most problems is many characters variations depend on conditional environment and psychology of human. Artificial Neural Network models and fuzzy logic try to explain how this models works to do it.
There is two steps in handwriting pattern recognizing in this paper. First is train using artificial neural networks with single layer perceptron methods to determine level of handwritten recognize pattern. Responder patterns data must be transformation to matrix then it will be trained to produce of error matrix. Second step is using fuzzy logic to determine result training status, recognize or not recognize. Error percentage from error matrix is using as fuzzy logic variable. The results indicated matching percentage in range 80% - 100%.

Kata Kunci ; Perceptron, Tulisan tangan, Logika Fuzzy

Artikel Ilmiah Citra

Majalah Teknologi dan Energi , ISSN: 1411-7754, vol 6 no1 Januari 2006, hal. 40-52
Pendekatan Neurovision dalam
Pengidentifikasian Pola-pola (konkret)


Iriansyah BM Sangadji

Jurusan Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Teknik PLN


ABSTRAKSI

Cakupan ilmu komputer yang semakin luas berbanding lurus terhadap pemanfaatan komputer dalam tiap penggunaan dan penerapan teknologi baru. Dalam era teknologi visualisasi sebagian besar telah memanfaatkan logika kerja komputasi baik dalam skala kecil, sedang maupun besar.
Computer vision dalam perkembangan pemanfaatanya dapat diintegrasikan secara luas. Salah satunya dalam bidang kecerdasan buatanPemakaiannya dapat diintegrasikan dengan Artificial Neural Network yang menjadi perintis dalam sub bidang ilmu pengenalan pola yang dinamakan Neurovision.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan pemanfaatan hanya dalam pengidentifikasian pola-pola konkret yang dibatasi pada sidik jari, retina dan golongan darah. Ditambahkan sedikit pemanfatanya kedalam keamanan Sistem Komputer.


Kata kunci : Neurovision, Pengidentifikasi Pola, Pola-pola konkret.

Telah diterbitkan pada majalah Jurnal Petir STT PLN Volume 1 Nomer 1 tahun 2008

IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI DAUBECHIES WAVELET (DB4) DAN SVD (SINGULAR VALUE DECOMPOSITION)

Darma Rusjdi 1) Irfan Sembiring 2) Suci Utari 3)

1,2,3) Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jl. Lingkar Luar Duri Kosambi Jak-Bar

ABSTRACT
Pada beberapa aplikasi, data dan informasi yang diinginkan hanya dapat dipahami dan diakses oleh pihak-pihak tertentu. Penyembunyian informasi pada suatu citra mempunyai fungsi untuk melindungi citra dari hal yang tidak diinginkan misalnya klaim kepemilikan oleh pihak lain. Hal semacam ini menjadi masalah yang serius bagi pihak-pihak tertentu, untuk mengatasi masalah diatas dilakukan pemberian tanda air dengan menggunakan teknik watermarking.
Dalam Tugas Akhir ini dibahas teknik digital watermarking yang diterapkan pada file citra dengan format JPEG dengan menggunakan transformasi daubechies wavelet dan Singular Value Decomposition (SVD) serta memanfaatkan kelemahan sistem visual manusia. Penyisipan watermark jika dilakukan pada level dekomposisi yang semakin tinggi dan faktor skala yang semakin kecil akan menghasilkan kualitas citra yang bagus. Citra watermark yang disisipkan pada subband berfrekuensi rendah (LL) lebih tahan terhadap gangguan Rotasi dan kompresi JPEG, sedangkan subband berfrekuensi tingg (LH, HL, HH) lebih tahan terhadap gangguan Brightness

Key words
Watermarking, Wavelet Transform, Daubechies Wavelet, Singular Value Decomposition


Telah diterbitkan pada jurnal ilmiah Petir Volume 2 Nomer 1 tahun 2009
Pengukuran Kualitas Citra Terwatermarking
Model DCT ( Discrete Cosine Transform )
Menggunakan PSNR

Iriansyah B.M Sangadji, Rini Rezeki
Jurusan Teknik Informatika STT PLN
Jl Lingkar Luar Duri Kosambi Jakarta Barat
Email ; iriansyach@gmail.com

ABSTRACT

Internet is facility that used to download or upload an information. This information can be text, image, audio and video. Digital image is one of information that used for most of people. Digital image can be loaded through the internet. They use it as collection or use to bussiness. Sometimes most of the people doing the duplication from one device to another device, as consequently rise a concerness for the creator or owner, because a possibility people who abuse the digital image such as to confess the image as his or her mine.
Digital Watermark can be right solution, because it can insert an information without human knowing it will keep the originality of copyright. If something happen to digital image, digital watermark can be an evidence to proof an originality of an gital image. Method that used in this final paper is DCT ( Discrete Cosine Transform ). By using this method hopefully can give an accurate mark that can not be influenced by image processing, so the originality of digital image will be constant.
Keyword : extraction, digital watermark, digital image, DCT (Discrete Cosine Transform).


Telah diterbitkan pada jurnal Petir Volume 1 Nomer 2 Tahun 2008
PENDEKATAN KUANTISASI UNTUK PENYUSUNAN TABEL WARNA DIGITAL

Darma Rusjdi

Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik PLN
Jl. Lingkar Luar Duri Kosambi Jakarta Barat
Email : darma2@email.com


Abstract

Quantization from true color 24 bit to be lower level color depth can be reduction memory capacities a digital image, to help processing, and the need of color used. Collection of proportional color need to color table from start of state can be image qualities that suitable with previous state. The quantization for proportional color table formation that studied from three approaches.
Methods of study based on literature study and observation: implementation application software for graphic drawing, reduction a bit value or color depth, and geometric approach on double hex cone model.
Result of study on three approach can be reference for digital color table formation to have colors with difference of intensities in proportional from double hex cone model.

Key words: Quantization, Lookup Table (LUT), Double Hex Cone Model