Jumat, 02 Januari 2009

Mengenai TIK dan Lingkungan

Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi
Berwawasan TIK dan Lingkungan


Oleh ; Iriansyah BM sangadji
Sebenarnya banyak sekali variabel yang menentukan suatu bangsa dapat dinilai unggul secara keekonomian. Beberapa diantaranya adalah berbagai stabilitas yang terjaga dan harus dijaga selain faktor yang memainkan peran teramat penting yaitu sumber daya manusianya. Sumber daya alam telah terbukti bukan merupakan faktor utama yang berkontribusi besar terhadap kemakmuran rakyat suatu bangsa. Pengagungan terhadap kekayaan alam yang melimpah tanpa disertai peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang mengolahnya dengan cara tertentu dan bertanggung jawab akan berhenti pada kebanggaan yang hampa dan semu.
Banyak contoh yang dapat kita lihat dan pahami seperti negara Jepang yang luasnya tidak sebesar pulau-pulau besar di Indonesia . Negara Taiwan yang maju dalam inovasi perkembangan teknologi dan sangat diperhitungkan dalam pasar ekonomi dunia memiliki luas tidak sebesar pulau Jawa. Singapura dengan luas tidak melebihi Kota Jakarta menjadi negara yang memiliki soliditas ekonomi yang baik. Negara-negara Eropa pada umumnya jika dibandingkan dengan luasnya geografis negara kita sungguh perbandingan yang sangat tidak sepadan. Hal ini justru berbanding terbalik jika kita memandang dari sisi jumlah rasio kemakmuran rakyatnya yang besar dengan pendapatan per tahun yang lebih besar dari rata-rata rakyat kita.
Telah terdapat banyak teori untuk bisa menjelaskan realita tersebut. Dari semua teori yang ada dapat ditarik benang merah yang begitu nyata, bahwa keterbatasan yang disebabkan faktor alam sangat mempengaruhi kreatifitas sumber daya manusianya yang berperan sentral sebagai tonggak kemapanan untuk menjaga soliditas ekonominya.
Pendekatan ekonomi yang hanya ditekankan pada faktor produksi sebagai tujuan utama mulai terjadi pergeseran. Banyak faktor-faktor penyebabnya antara lain; terjadi kesadaran yang tinggi bahwa tidak dibenarkan mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan. Jika masih saja perilaku ini masih dipertahankan maka dampak negatif yang ditanggung manusia nantinya akan tidak bisa terbayangkan.
Beberapa pertimbangan yang disebutkan telah membawa inspirasi pada tahun-tahun belakangan ini bahwa solusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan konsep ekonomi kreatif. Konsep ekonomi kreatif melihat segala sesuatu bisa membawa nilai tambah dalam keekonomian. Semakin lengkap konsep ini jika ditopang oleh pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yang meniadakan sekat dan batas-batas wilayah geografi. Dimana TIK telah terbukti berperan sentral sebagai medium komunikasi barang dan jasa handal yang telah menjangkau lebih dari separuh dunia. Nilai informasi yang begitu berwarna dapat dilihat dengan mudah untuk melihat celah improvisasi dan inovasi dalam pengambilan keputusan bernilai ekonomi.
Limbah rumah tangga dan industri sebagai contoh dapat menjadi sumber ekonomi baru menggunakan model teknologi kreatif daur ulang. Bukan saja hasil daur ulang tetapi teknologi pengolahan dapat menjadi lahan keuntungan yang menjanjikan. Pengembangan teknologi yang berbasis komputer atau automasi telah menjadi keharusan dalam operasi pengolahan limbah yang rumit.
Selain dampak mengurangi limbah dan meningkatkan nilai ekonomi, ekonomi kreatif akan berdampak positif terhadap lingkungan.



Ekonomi kreatif dan TIK berwawasan Lingkungan
Ketika para pelaku ekonomi bertemu maka akan terjadi transaksi nilai yang berarti memiliki dampak lingkungan. Dampak yang timbul disebabkan sebagian besar beroperasinya alat-alat penopang sistem ekonomi baik berupa industri yang selain menghasilkan keuntungan juga menghasilkan polutan dan limbah. Kendaraan-kendaraan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup akan menghasilkan gas emisi buang yang turut berkontribusi dalam isu pemanasan global.
Selain kreatifitas mencipta alat yang mengurangi polutan, dengan menggunakan konsep kerja Teleworking mobilitas fisik akan semakin banyak berkurang sehingga pencemaran yang terjadi dapat ditekan sekecil-kecilnya tanpa mengurangi kualitas dan intensitas transaksi yang terjadi. Teleworking memungkinkan penggunaan sumber daya manusia dan alat dapat dilakukan dari tempat yang terpisah. Gagasan ini telah semakin luas diadopsi oleh perusahaan-perusahaan piranti lunak dunia dimana telah terjadi banyak perekrutan tenaga ahli bagi perusahaan dari berbagai negara tanpa perlu melakukan kontak secara fisik. Mungkin saja perlu dipikirkan oleh pemerintah mengenai pengayaan informasi setiap departemen yang membuka akses yang luas bagi masyarakat dalam meningkatkan status ekonomi akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru. Pengayaan dapat dilakukan oleh orang departemen darimana saja dimuka bumi dimana ada kewajiban informasi terbaru harus secara periodik di update. Pembayaran rekening, belanja transaksi elektronik dapat dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan tanpa perlu terjadi penggunaan bahan bakar yang berlebihan.
Konsep kantor tanpa kertas (Paperless Office) menggunakan TIK dalam bertransaksi memungkinkan produksi kertas yang mengeksploitasi hutan-hutan dapat dikurangi. Kemacetan pada saat-saat jam sibuk (Rush Hour) yang selalu terjadi pada kota-kota pusat ekonomi khususnya di Jakarta. Betapa besar energi yang terbakar ketika kemacetan itu sedang terjadi.
Dalam era sekarang ini nilai informasi yang dicari semakin mudah tetapi biasanya informasi yang memiliki nilai keuntungan biasanya juga memiliki harga tertentu. Hal ini berakibat pencarian informasi menjadi bersifat global hanya dengan mengetikan beberapa kata pada mesin pencari. Bisnis informasi merupakan salah satu bidang dengan pertumbuhan yang sangat pesat sehingga perusahaan semacam Google Inc berani membayar mahal untuk mengakuisisi YouTube yang menyediakan informasi-informasi visual.
Transaksi perusahaan-perusahaan multinasional di luar negeri telah dapat dilakukan oleh orang-orang muda yang berasal dari berbagai negara tanpa meninggalkan negaranya secara fisik.
Pola pikir berlandaskan TIK .
Dengan keadaan diatas sosialisasi dan pemanfaatan secara optimal TIK sebagai model peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi kreatif kerakyatan dengan tidak mengesampingkan dampak lingkungan mutlak dibutuhkan. Kewajiban menjadikan perilaku kreatif menjadi bagian tidak terpisahkan dari perilaku-perilaku sosial lainnya menjadi penting artinya. Jika ini terjadi maka pola pikir positif akan senantiasa berkembang ditengah-tengah masyarakat yang akan sangat berdampak luas terhadap kualitas pertumbuhan ekonomi dengan memperkecil dampak lingkungan menuju perubahan yang lebih baik lagi. Hal-hal tersebut diatas sangat membutuhkan adanya penyediaan sarana dan prasarana dan infrastruktur TIK sebagai penunjangnya dahulu. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat untuk berbasis TIK secara persuasif dan terstruktur harus dilakukan. Pemerintah sebagai eksekutif dan DPR sebagai legislatif sudah saatnya memikirkan dan mulai menerapkan model pendekatan berbasis TIK, mungkin secara Top Down terlebih dahulu untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain. Mungkin setelah hal ini terlaksana maka perubahan perilaku pembangunan ekonomi secara nyata menjadi lebih baik lagi akan benar-benar terjadi.
Kita wajib bersyukur setidaknya dengan disahkannya undang-undang ITE yang baru itu, adalah merupakan langkah awal yang baik.